Jumat, 29 Mei 2009

idealisme kucing

Idealisme Kucing

Gembar-gembor:
“Berangus Korupsi, Singkirkan Kolusi, Usir Nepotisme dari Indonesia”

“Turun ke jalan-jalan berbondong-bondong menentang kebijakan ini kebijakan itu. Tolak RUU ini-itu. Adili si ini gantung leher si itu. Teriak kalian. Tapi apa yang kalian dapat? Uang politik? Kemudahan pandanaan dari pihak lain, untuk agenda-agenda kalian? Membuktikan idealisme kalian? Agar mereka tahu masih ada yang tidak hanya diam ketika tertindas oleh kesewenangan? Apakah mereka manut (menurut) pada aksi kalian? Lalu mereka takut kepada kalian? Kenyataannya justru kalian yang manut karena uang politik mereka. Kalian yang lari tunggang langgang dikejar tangan mereka. Mencoba meremas kalian khususnya kepala kalian. Kepala kalian yang penuh dengan semangat idealisme yang bisa mengancam kursi mereka. Mereka ingin itu hilang dari kepala kalian. Cara apapun mereka lakukan untuk menutup cangkem (mulut) kalian. Kalau perlu mencuci otak kalian dengan uang haram mereka. Bagusnya kalian bisa menghindar karena lari kalian lebih cepat. Lalu kalian bisa tenang-tenang ngumpet di balik bangku kuliah kalian. Tapi penentangan kalian absurd. Menggelikan. Proposal ini. Proposal kegiatan ini kalian jual pada mereka. Mengemis kalian pada mereka dengan kedok proposal ini. Dengan dalih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Untuk meningkatkan kualitas kalian-kalian dengan acara ini acara itu. Seminar ini seminar itu. Sukses (mungkin) kegiatan kalian. Tapi sama saja dengan mereka, kalian. Korupsi kecil-kecilan. Koruptor kelas teri. Apa kalian pikir aku tidak tahu dana kegiatan in kegiatan itu yang kalian gelembungkan? Dengan dalih untuk operasional kegiatan kalian selipkan satu dua lembar. Meski selembar tetap saja itu namanya korupsi, penyelewengan. Kalain ini tahu apa pura-pura tidak tahu. Jangan berlagak intelek untuk melakukan korupsi. Sami mawon (sama saja), tidak ada bedanya. Orang –orang menyebut yang kalian kutuk tapi kalian lakukan juga munafik. Di depan rakyat kalain berlagak menentang tradisi pemerintah, korupsi. Say no to corruption kata kalian. Perangi koruptor suara kalian keluar. Namun tidak dari hati nurani kalian, betul tidak? Agar rakyat kecil mendukung kalian. Agar Rakyat Besar mengasihani kalian. Sungguh pandai berakting kalian. Punya dua topeng dan tepat pula waktu mengenakannya rupanya. Kalian kenakan topeng yang satu di depan Rakyat Besar agar mereka mau mendanai kegiatan kalian, topeng dengan mimik memelas, “topeng pengemis”. Kalian tutupi idealisme kalian dengan topeng itu. Kalian sembunyi kemanakan idealisme itu aku tidak peduli. Kemudian setelah berhasil kalian lepaskan “topeng pengemis “itu dan mengenakan topeng yang satunya untuk berunjuk gigi di depan rakyat kecil, “topeng hero”. Dengan berlagak sebagai “hero” kalian sungguh kesiangan. Atau kalian kepagian beraksi memberantas “kejahatan” saat mereka masih terlelap. Bagaimana jika rakyat kecil dan Rakyat Besar (barangkali) memerlukan kalian di waktu yang sama? Apa kalian akan kebakaran jenggot? Tidak apalah jika yang kebakar cuma jenggot kalian. Lagipula jenggot kalian belum terlalu lebat. Jadi tidak susah untuk memadamkannya. Sekedar ditiup saja pasti padam.
P A D A M
read more..

Tidak ada komentar: